Yup. Aku memutuskan untuk resign begitu mengetahui bahwa aku tengah mengandung anak kedua. Bukan tanpa pertimbangan matang, karena tempatku bekerja adalah sebuah laboratorium Mikrobiologi-Bioteknologi -dimana sebuah tempat yang penuh akan bahan kimia berbahaya dan kultur2 hasil rekayasa genetika. Rasanya kurang aman aja menjalani kehamilan sambil bekerja di tempat seperti itu. Yaa walaupun ada beberapa diantara rekan-rekan yang 'nekad' tetap bekerja di Lab yang harus meminimalisir kontak dengan bahan kimia, tapi... pilihanku lebih baik resign atau pindah kerja ke tempat yang lebih safe.
Setelah dinyatakan positif hamil dengan usia kehamilan kurang lebih 5 minggu, Aku segera mengajukan pengunduran diri. Tanpa proses yang rumit, sebulan kemudian resmi resign dari Lab setelah 3 tahun lebih bekerja di sana. Sedih? nggak tuh happy2 aja... sambil melihat peluang pekerjaan lain yang lebih 'ringan' , Aku memutuskan stay-at-home :)
Yang membuatku merasa sedih adalah kenyataan bahwa, begitu Aku resign, maka resign pula Fatih di daycare nya... bukan apa-apa. Sejujurnya Aku lebih bahagia karena dapat menghabiskan full day dengan Fatih. Hanya saja mungkin akan sedikit berpengaruh pada perkembangan sosialisasi Fatih karena daycare yang membesarkan Fatih sejak saat belum di sapih, hingga sekarang yang begitu pandai bersosialisasi dan tidak pernah malu saat bertemu orang asing. Dan benar, Fatih jadi agak tertutup dan enggan bermain ke luar rumah (karena tidak ada yang sebaya dengannya) tapi Aku tetap berusaha mengajaknya ke tempat teman2 yang mempunyai anak seusia Fatih, walaupun intensitasnya hanya seminggu sekali, saat pengajian pekanan. Hal ini dikarenakan Fatih baru akan masuk sekolah pada bulan Juli ini, jadi ada jeda sekitar 4 bulan Dia hanya bermain di rumah.
Tadinya aku memutuskan kembali bekerja di tempat yang bukan Lab, agar Fatih tetap di daycarenya selama Aku bekerja. Namun kenyataan mengharuskan Aku benar-benar stay-at-home plus istirahat. Memasuki minggu ke -7 Aku mengalami flek. Tidak banyak namun cukup membuat syok. Saat dokter menyatakan bahwa janinku baik2 saja, hanya mengalami plasenta letak rendah (low-lying placenta). Sehingga Aku harus banyak istirahat, tidak boleh capek sama sekali. Jadi untuk sementara Aku memutuskan tidak mengambil pekerjaan baru itu. Keputusan ini di perkuat ketika kandunganku memasuki 22 minggu, plasenta total menutupi jalan lahir.
Dokter kandungan dan Bidan menguatkanku bahwa aku harus selalu berfikir positif dan seiring denga perkembangan janin dan membesarnya rahim maka plasenta masih bisa bergeser ke atas. Amiiin...
Sekarang Aku berusaha selalu menikmati setiap kegiatanku di rumah, bersama Fatih dan calon adiknya.. banyak yang bisa kulakukan agar tidak jenuh. Aku yakin untuk saat ini, inilah pilihan terbaik yang dapat kujalani. Meskipun banyak komentar2 di luar sana yang menyayangkan Aku resign dan 'hanya' tinggal di rumah. Tapi, sekali lagi, Aku lebih menyayangi janin dalam kandunganku ini, Aku ingin menjaganya dengan melakukan yang terbaik, hingga saat melahirkannya. Jika memang harus banyak istirahat, ya kulakukan...toh tidak berat dan menyenangkan... :) Soal rezeki yang secara matematis berkurang (karena berkurangnya pendapatan) Aku yakin Allah SWT Maha Tahu.. DIA sudah menyiapkannya, saat memberikan Amanah baru ini kepada kami...
Tumbuh sehat dan kuat ya Nak... :)