RSS
Daisypath Anniversary tickers

Awas Copet!

Mungkin beberapa orang pernah mengalami musibah yang kemarin saya alami. Kecopetan. Jaman sekarang, makin banyak aja orang mengandalkan segala macam cara untuk sekedar mencoba bertahan hidup. Beberapa kali saya pernah hampir kecopetan, baik di angkot, maupun bus. Kejadian kemarin terjadi diangkit, padahal jarak tempuh angkot yang saya naiki cukup dekat, kira-kira sekitar 300 meter.

Ceritanya sepulang saya bekerja dan menjemput Fatih di Day Care-nya, saya memutuskan mengambil uang di atm karena persediaan uang cash saya habis. Kemudian saya lanjutkan berbelanja sekedarnya untuk keperluan rumah. Saya pun menaiki angkot yang saat itu hanya ada satu orang penumpang, yaitu kakek-kakek yang sedang tidur di kursi pojok.

Tak ada perasaan apapun ketika saya menaiki angkot, karena seperti halnya hari-hari yang kemarin saya lalui, rutinitasnya tak jauh berbeda. Sambil mendudukan Fatih di kursi pojok tepat dibelakang kursi sopir angkot, saya pun mulai menata belanjaan dan dua buah tas yang saya bawa, Satu tas saya sendiri, dan satunya tas ransel Fatih.

Sepanjang perjalanan, satu per satu penumpang mulai menaiki angkot hingga nyaris penuh. Yang saya ingat, saat itu penumpang yang berjenis Ibu-ibu hanya dua orang termasuk saya.

Saat itu mulai terjadi keanehan. Penumpang yang disebelah kiri saya (Saya duduk di kursi 6), mendadak batuk-batuk dan muntah-muntah, ingin membuang muntahannya ke jendela yang tepat berada di belakang punggung saya. Saya merasa risih dan sekaligus kaget, juga curiga. Ni orang kenapa sih, nyebelin banget. Kejadian itu beberapa kali terulang,bahkan si penumpang-ini-yang ternyata salah-satu pencopet, mendorong-dorong punggung saya dengan kasar. Saya mulai curiga dan waspada, pasti ni mau nyopet pikir saya.

Entah kenapa, mungkin nasib saya saat itu, walaupun saya sudah sedemikian waspada dan mencoba melindungi tas saya, tetap saja dompet saya hilang. Setelah aksi mutah-mutah yang semakin menjadi-jadi, mau tak mau dia menarik perhatian saya. Dan saat itulah, dia langsung turun angkot. Saya pun reflek, teringat dompet saya, pas diperiksa, ternyata sudah tidak ada di tas. Hilang!

Panik, saya pun berteriak, dompet saya hilang, tolong. Orang yang di sebelah kanan saya bilang,

"Wah itu copet tuh yang barusan turun, turun aja bu, kejar, masuk warung tuh dia tadi"

Saat itu saya sangat blank dan shock ingat isi dompet saya, ktp, beberapa atm dan uang tunai yang baru saya ambil hampir 400 ribu rupiah.

Saya pun segera turun (sambil ribet, membawa Fatih, 2 tas dan belanjaan). Minta tolong kepada orang yang dijalan, memberitahukan bahwa saya baru aja dicopet. Yang ternyata setelah saya sudah tidak blank, saya sadari semuanya sia-sia.

Karena pasti yang mengambil dompet saya bukanlah orang yang muntah-muntah tadi, plus turun di tengah jalan, tapi saya rasa temannya yang tepat di sebelah kanan saya, yang heboh menyuruh saya turun ketika si orang muntah-muntah tadi turun. Kesempatan dia adalah ketika saya menunjukkan muka sebat karena punggung saya terus di dorong dan yang mau muntah-muntah tadi ke jendela. Mau ga mau pasti saya nengok dan perhatian saya teralihkan, maka temannya itu langsung mengambil dompet saya.

Mungkin kira-kira begitu analisa yang dapat saya rangkai setelah dirumah menangis panik sambil memblokir atm saya, dan menceritakan kronologis kejadian dengan sangat berantakan kepada sang suami yang diiringi tatapan bingung Fatih.

Mungkin uang yang di dompet itu bukanlah rezeki saya. Saya mencoba untuk ikhlas, walaupun baru benar-benar bisa ikhlas dua jam kemudian, setelah dikuatkan oleh suami. Akan berbeda rasanya ketika kehilangan disaat hanya itu yang kita punya.

Tak biasanya saya memasukan semua uang yang saya ambil ke dalam dompet, biasanya langsung saya pilah-pilah ke beberapa tempat maupun per pos pengeluaran. Namun hari itu saya tidak kepikiran sama sekali. Taksir saya mungkin harus kecopetan.

Yang repot adalah mengurus surat-surat berharga dan pembukaan kembali kartu-kartu atm yang saya blokir.

Pedih rasanya.

Mungkin saya kurang banyak bersedekah dan berdzikir, biarlah uang yang hilang itu menjadi pembersih diri saya dan keluarga, berharap hanya Allah yang akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Saya juga diberi kesempatan untun berdoa sebanyak-banyaknya, karena status saya sedang dalam posisi orang teraniaya-yang doanya langsung didengar oleh Allah.

Saya perbanyak doa saat itu, juga doa untuk pencopet yang tega-teganya mengambil uang belanja yang saya miliki saat itu.

Doa saya perunukan untuk diri dan keluarga saya. Ada rasa kesal dan 'sedikit menyumpahi' orang yang telah mendzolimi saya. Ya, walaupun saya sangat yakin, tanpa 'kutukan' dari saya yang teraniaya saat itu, Allah pun akan membalas kehajatan dengan kejahatan.

Hati-hati dengan pencopet disekitar kita,

- sebaiknya menyimpan uang tunai sekedarnya saja, jika ada keperluan khusus, mintalah diantar suami atau saudara.

- waspada, siapapun orang asing di sekeliling kita, jangan mudah dipercaya.

- jangan percaya pada penampilan, percaya atau tidak, penampilan pencopet kemarin, seperti layaknya orang kerja kantoran, atau mahasiswa pascasarjana.

-dst, maap masih blank... :(

8 komentar:

hes mengatakan...

dulu saya pernah mengalami juga kecopetan mba. di kereta yang sedang penuh. tas di silet. dompet,kartukartu dan uang kuliah hilang :cry:

.. semoga ini pelajaran dan teguran untuk kebaikan kita ya mba. btw, mungkin mau ada rezeki lain yang lebih besaar ;)

bundafatihrizky mengatakan...

Amin....
Memang mungkin bulan Ramadhan ini iman kita semakin diuji :)
Wah, mbak hes, kita harus waspada ya, ngeri juga...;)

ernest mengatakan...

sungguh pengalaman hidup yg luar biasa..karena telah bertemu dgn orang yg luar biasa lincah tangannya ... wassalam ..

bundafatihrizky mengatakan...

@ernest: thanks, Hidup memang penuh kejutan dari yang Maha pencipta.. tinggal bagaimana kita menyikapinya :)

Agus Suhanto mengatakan...

i posting yg bagus, sekalian kenalan dulu ya... saya Agus Suhanto

aziza mengatakan...

ikhlas adalah kunci kita menghadapi cobaan... termasuk kehilangan harta benda atau orang-orang yang kita cintai. dan terima kasih juga untuk kartu ucapannya mbak imaniah ... :)

bundafatihrizky mengatakan...

sama-sama mbak aziza :)

Blogger Indonesia Menulis mengatakan...

Salam kenal, dan salam tukeran link!