RSS
Daisypath Anniversary tickers

Protes dan celoteh Anak, serta rasa keingin-tahuan yang sangat tinggi

“Buda (bunda)…itu apa?”

Tanya Fatih suatu ketika dari ruang tamu rumah kami, sambil kepalanya melongok keluar jendela mendengar sesuatu yang lewat dan menarik perhatiannya.

“Ooh… itu tukang gorengan nak…”

“Goeng (Goreng)..apa?” Tanyanya lagi,

“Gorengan tempe” Jawabku

Belum puas juga, dia masih bertanya,

“Tempe apa?”

“mmmm….tempe bandung” Jawabku, sambil mikir, duh ni anak masih nanya gak,

“Bandung apa?” Tuh kan. Dijawab apa nih.

“Bandung kota” sambil mikir, ntar aku harus jawab kota apa,,,

Belum puas juga Anakku ini, “Kota apa Buda (Bunda)…?”

“Ya kota bandung!” Antara pengen ketawa, bingung, koq ga ada puasnya,

“Yee…Buda, bandung apa?” ya aku balik lagi menjawab, bandung kota, kota bandung…kayaknya sampe dia puyeng. Ni koq bundanya ga kreatif banget sih coba ngasih jawaban bulak-balik bikin die bingung kali ye…

Wakakakak dan sederet kejadian-kejadian serupa, baik dengan aku maupun Ayahnya. Kadang dia puas dengan jawaban kami, kadang masih ngedumel sendiri…(Anak kecil udah bisa ngedumel loh!)  “yee Buda maah…” itu tandanya dia gak puas dengan jawabanku. Hihi maaf ya nak.

Suatu ketika sedang jalan-jalan sekitar kompleks,

“Budaaa…liaaat…kuciiing….lagi guing-guing (guling-guling)”

“Oh iya nak,” dan sedetik kemudian dia sudah berada didekat kucing tersebut, kemudian menendangnya (OMG!), karena kebetulan tu kucing posisinya didekat got, dan..terceburlah kucing malang itu, (walopun tu kucing langsung bisa naek kembali sih, untungnya)

“Kok kucingnya jatoh Buda?” tanyanya kemudian, tentunya dengan muka polos, tanpa dosa, tanpa ngerasa barusan dia yang nendang itu kucing, sampe jatoh pula.

(bingung nyari kata yang pas, pengen nasehatin,tapi yang bisa dia fahami)

“Ya jatoh nak, kucingnya kan Fatih tendang, makanya biar ga jatoh, kucingnya dibiarin maen aja ya, Fatih ga usah nendang kucingnya”

“Oooo…” Fatih cuma ber “o” ria, entah dia akan nurut apa nggak kalo suatu ketika ketemu kucing lagi yang bikin dia gemes. Solusinya kalo lagi papasan sama kucing aku segera menggendong Fatih dan membawanya jauh2 dari kucing. Pernah juga ada kejadian dia dicakar habis2an sama kucing yang lagi anteng tidur, dia dengan iseng narik2 ekornya dengan gemes…dduuuh… ngeri banget kan? Waktu umur 1,5 tahun juga dia menginjak badan kucing sampe ru kucing berontak, untungnya …gak sampe digigit.

(Mungkin dia berfikir, ni kucing kalo diinjek jadi gimana ya?)

O ia, menyambung dengan jawaban yang kuberikan pada Fatih, “agak” berbelit-belit amat ya jawabnya, habisnya sebisa mungkin aku menghindari kata “jangan”. Berdasarkan pengalaman, semakin aku bilang “jangan” maka semakin tertantang bagi dia untuk melakukannya! (Kayaknya puas ato gimana gitu..)

“Fatih, jangan tumpahin air…”

Malah dia tumpahin, seisi rumah malah dia siram pake air, sambil ketawa2 cekikikan, bikin bundanya sewot.

Contoh lainnya, “Fatih jangan dilempar” Ya, malah dia lempar…

“Jangan manjat…!” Malah manjat, tinggi pula, teralis rumah sampe atas dia bisa panjat sendiri…

(Ya Allah…padahal anakku baru satu…Kok berasa punya anak sepuluh….*lebaybanget*)

Ya, weis… sekarang aku selalu berfikir dengan kata-kata cantik yang terbaik untuk mengatakan kepada dia, melarang hal yang membahayakannya dll…

Dan setiap kami berjalan, sepulang aku kerja dan dari tpa-nya… menemukan hal yang menarik bagi dia dijalan…dia pasti akan mengajukan “pertanyaan-berantai-ajaibnya”

“Buda…kok bau sampah sih?”

“hmm…karena sampahnya udah busuk”

“Kok busuk?”





dst.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau karuniakan kepada kami, Anak yang sangat cerdas…

0 komentar: